Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Tahun Terbit: 2009
Seorang malaikat yang juga menjadi seorang narator dalam cerita ini menceritakan tentang kisah lebih dari satu orang yang nyawanya sudah mau dicabut, telah dicabut dan masih dalam proses untuk masuk ke surga atau ke neraka. Malaikat ini walaupun merupakan satu orang, namun ia dapat diberbagai tempat dalam waktu yang bersamaan.
Seorang ibu yang bernama Tesarini adalah seorang istri dan ibu yang sangat berbakti pada keluarganya sampai pada saat ia menghembuskan napas yang terakhir. Pada saat detik – detik terakhir ia hidup dalam kondisi koma, ia bertemu dengan malaikat yang akan menjemputnya, dan menceritakan tentang segala sesuatu yang belum tercapai selama ia masih hidup di dunia.
Seorang preman yang namanya tidak pernah jelas, karena selalu ia karang sendiri, mengakhiri masa hidupnya dengan sia – sia. Orang-orang membenci dirinya karena ia sangat mengganggu dan sakit jiwa. Ia pun tidak takut akan segala sesuatu sehingga membuat orang lain yang menjadi takut terhadap dirinya. Disaat-saat menjelang kematian, ia tidak menunjukkan rasa penyesalan, melainkan ia tidak bereaksi apa, termaksud marah dan lain sebagainya.
Ife, anak gadis yang maih belia dan di idam-idamkan oleh hampir seluruh lelaki mati karena di perkosa oleh seorang polisi yang tidak bertanggung jawab dan membuang mayatnya ditengah-tengah semak belukar. Setelah kematianny, Ife meminta kepada malaikat agar ia bisa ‘melanjutkan’ hidupnya dalam imajinasi nya. Malaikat pun memberinya dan Ife rupanya tidak terlalu menikmatinya.
Seorang anak kecil yang bernama Di, berbeda dari ketiga tokoh diatas. Sebelum radar kematiannya terlalu jelas, ia sudah bisa merasakan kehadiran dari malaikat yang namanya tidak diketahui tersebut. Setelah meninggal pun, ia masih bisa berhubungan batin dengan orang-orang terdekatnya seperti ibunya, bapaknya, pamannya atau orang lain yang terkadang bisa merasakan kehadiran Di ditengah-tengah mereka.
Di bertingkah laku seperti orang dewasa. Sangat sopan, pintar dan juga dewasa dalam tutur kata. Hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang dewasa pun sering kali ia bahas dengan malaikat. Hal ini membuat sang malaikat sempat berpikiran untuk menjadi seorang manusia. Walaupun orang-orang lain yang ia cabut nyawanya tidak ada yang sebijak Di, dan kedengarannya dalam sebuah kehidupan, masalah itu selalu datang bertubi-tubi, namun setelah melihat Di, malaikat yakin bahwa menjadi seorang manusia tidaklah begitu buruk seperti yang ia bayangkan.